Oleh:
Hilmi Husada, F.PA
A.
Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi
dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. (organizing), penyusunan
personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading),
dan pengawasan (controlling).
George
R Terry mendefinisikan bahwa manajemen adalah
proses pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui kegiatan.
untuk proses dalam pencapaian tujuan.
1.
Unsur-unsur Manajemen
Unsur dasar yang merupakan sumber yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan dalam manajemen adalah :Man (manusia),Material
(bahan),Machine (mesin / alat),Methods (tata kerja), Money (uang),Market
(pasar)
Manusia
salah satu dari unsur manajemen yang merupakan motor penggerak bagi
sumber-sumbe dan lat-alat baik yang bersifat “ Human Resources “ maupun “Non
Human Resources” dalam suatu organisasi.
2.
Tingkatan Manajemen
Manajemen dalam organisasi, Pemimpin (manajer) dapat
dibedakan menurut tingkatan dan jenis pekerjaannya, yakni : Menurut
tingkatannya (hierarchie),
Pimpinan
dalam organisasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
§ Manajemen
Puncak (Top Management) Admistrative Management
§ Manajemen
Middle (Middle Management) Pimpinan Menengah”
a)
Supervisory Management (Lower
Management) , ada di tingkat “Paling Bawah”
Pada
tingkatan Admistrative Pemimpin lebih banyak menggunakan kerja
pikIr dari pada kerja fisik dalam memipin organisasinya, misalnya menentukan
tujuan organisasi, perumusan kebijakan, penggerakkan kelompok pimpinan pada
tingkat lebih rendah dan memikirkan hal-hal yang sifatnya lebih menyeluruh.
Untuk itu “Manajerial Skill” lebih dibutuhkan.
Pada
tingkat Middle Management, dalam tugas kegiatannya sehari-hari
antara kegiatan pikir dan fisik hampir sepadan ; kedua-duanya dilaksanakan
hamper serentak dan bersama-sama. Sebaliknya pada tingkat Supervisory Management,
dalam tugasnya sehari-hari pimpinan lebih banyak mempergunakan kerja fisik dari
pada kerja pikir.Untuk itu ia lebih banyak membutuhkan “technical Skills”
daripada “Managerial Skills”.
Pola
Umum Manajemen
§ Manajemen
pada dasarnya adalah alat atau sarana daripada administrasi.
§ Sebagai
alat administrasi fungsi manajemen adalah menggerakkan unsure statik daripada administrasi yaitu organisasi .
§ Dalam
fungsinya menggerakkan organisasi, manajemen merupakan suatu proses dinamika
yang meliputi fungsi planning, organizing, actuating dan lain-lain .
§ Proses
manajemen selalu diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu .
§ Dalam
mencapai tujuan tersebut manajer sebagai pelaksana manajemen menggunakan
berbagai unsur yang tersedia dalam organisasi .
§ Penggunaan
unsur-unsur manajemen tersebut selalu dilaksanakan dengan seefisien mungkin
berdasarkan prinsip-prinsip manajemen.
B. Organisasi
Menurut Chester Bernard, Organisasi adalah
sistem kegiatan kerjasama (cooperative activities) dari dua orang atau
lebih. Menurut Dwight Waldo, Organisasi adalah struktur antar hubungan pribadi
yang berdasarkan atas wewenang formal dan kebiasaan-kebiasaan di dalam suatu
system adminstrasi. Menurut G.R. Terry, Organisasi adalah
berasal dari kata organism yaitu suatu struktur dengan bagian-bagian yang
demikian dintegrasi hingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh
hubungan mereka dengan keseluruhan orang terdiri dua bagian pokok yaitu
bagian-bagian dan hubungan-hubungan.
Jadi
Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terkait
dalam hubungan formal dalam rangkaian hierarchie untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Dari
beberapa pengertian di atas ada tiga unsur yang menonjol dan perlu
diperhatikan, yakni :
·
Bahwa organisasi bukanlah tujuan,
melainkan hanya alat untuk mencapai tujuan atau alat untuk melaksanakan tugas
pokok. Berhubungan dengan itu susunan organisasi haruslah selalu disesuaikan
dengan perkembangan tujuan atau perkembangan tugas pokok.
·
Organisasi adalah wadah serta proses
kerjasama sejumlah manusia yang terikat dalam hubungan formal.
·
Dalam organisasi selalu terdapat
rangkaian hirarki, artinya dalam suatu organisasi selalu terdapat apa yang
dinamakan atasan dan apa yang dinamakan bawahan.
Fungsi-Fungsi
Organisasi :
§ Mengatur
tugas dan kegiatan kerjasama sebaik-baiknya .
§ Mencegah
kelambatan-kelambatan kerja serta kesulitan yang dihadapi .
§ Mencegah
kesimpangan kerja .
§ Menentukan
pedoman-pedoman kerja.
Keuntungan-keuntungan
Organisasi :
§ Setiap
orang akan mengerti tugasnya masing-masing .
§ Memperjelas
hubungan kerja para anggota organisasi.
§ Terdapat
koordinasi yang tepat antar unit kerja .
§ Menggunakan
tenaga kerja sesuai dengan kemampuan dan minat .
§ Agar
kegiatan administrasi dan manajemen dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
1. Organisasi
Sebagai Alat Perjuangan
Ada berbagai macam tipe organisasi, yang umum
dikenal yakni :
a.
Bentuk Lini
Yang pertama ini sering pula dinamakan :bentuk
lurus”, “bentuk jalur” dan “bentuk militer”. Bentuk lini ini mula-mula
diperkenalkan oleh seorang ahli adminstrasi berkebangsaan Perancis, Henry
Fayol. Bentuk lini dipandang sebagai bentuk yang paling tua dan dipergunakan
secara luas pada masa perkembangan industri pertama. Organisasi ini banyak
dipergunakan di lingkungan militer dan perusahaan-perusahaan kecil.
Ciri-cirinya :
·
Garis komando langsung dari atasan ke
bawahan atau dari pimpinan tertinggi ke berbagai tingkat operasional.
·
Masing-masing pekerja bertanggung jawab
penuh terhadap semua kegiatannya.
·
Otoritas dan tangung jawab tertinggi
pada puncak makin lama makin berkurang menurut jenjang.
·
Organisasinya kecil, begitu pula
karyawannya sedikit.
·
Hubungan kerja antara pimpinan dan
bawahan bersifat langsung.
·
Tujuan, alat-alat yang digunakan dan
struktur organisasinya masih sederhana.
·
Pemilik organisasi biasanya menjadi
pimpinan tertinggi.
Keuntungan
organisasi yang berbentuk lini :
·
Kekuasaan dan tanggungjawab dapat
ditetapkan secara definitif.
·
Orang yang mempunyai kekuasaan dan
tanggung jawab diketahui oleh semua pihak.
·
Proses pengambilan keputusan berjalan
dengan cepat, karena jumlah orang yang perlu diajak berembuk tidak begitu
banyak.
·
Disiplin mudah dipertahankan.
·
Solidaritas para anggota masih besar,
karena masih saling kenal mengenal.
·
Tersedianya kesempatan yang baik bagi
pimpinan organisasi untuk mengembangkan bakat-bakat pemimpin.
b.
Bentuk Lini dan Staf
Di dalam organisasi-organisasi kecil, semua karyawan
supervisor adalah merupakan orang-orang lini (line personnel). Tetapi ketika
organisasi mulai membesar, maka semakin terasa pentingnya penyediaan tenaga
spesialis mampu memberikan nasihat-nasihat teknis dan memberikan jasa-jasa
kepada unit-unit operasional lainnya. Orang-orang inilah yang biasanya disebut
“staf personnel” (orang-orang staf yang melaksanakan fungsi-fungsi staf). Dan
orang-orang staf ini dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu :
(1)
para penasihat dan (2) “auxilliary personnel”, bertugas melakukan
kegiatan-kegiatan penunjang demi lancarnya meknisme organisasi.
Ciri-ciri
Pokok :
·
Organisasinya besar dan kompleks.
·
Jumlah karyawannya banyak.
·
Terdapat dua kelompok karyawan (lini dan
staf) sebagaimana dijelaskan di atas.
·
Karena organisasi sudah semakin besar /
kompleks, maka hubungan langsung di sini sudah tidak mungkin lagi terjadi antar
anggota maupun antara pemimpin dan bawahan.
·
Nampak adanya spesialisasi yang
dikembangkangkan dan dipergunakan secara optimal.
Kebaikan-kebaikannya
:
·
Adanya pembagian tugas yang jelas antara
kelompok lini yang melaksanakan tugas pokok organisasi, dan kelompok staf yang
melaksanakan kegiatan penunjang.
·
Asas spesialisasi dapat dijalankan,
menurut bakat bawahan yang berbeda-beda.
·
Prinsip “the right man in the right
place” dapat diterapkan dengan mudah.
·
Koordinasi mudah dijalankan dalam setiap
unit kegiatan.
·
Tipe organisasi demikian dapat
dipergunakan oleh organisasi-organisasi yang lebih besar / kompleks.
Keburukannya :
·
Pemimpin lini sering mengabaikan advis
staf.
·
Pimpinan staf sering mengabaikan
gagasan-gagasan.
·
Ada kemungkinan pimpinan staf melampaui
kewenangan stafnya.
·
Perintah-perintah lini, nasihat-nasihat
dan perintah-perintah staf sering agak membingungkan anggota. Hal ini dapat
terjadi, karena kedua jenis hirarki ini tidak selalu seirama dalam memandang
sesuatu. Meskipun terdapat kelemahan-kelemahan organisasi tipe lini dan staf
ini, namun untuk organisasi yang semakin kompleks seperti dewasa ini lebih cenderung
menggunakan bentuk lini dan staf.
c.
Bentuk Fungsional
Organisasi Fungsional adalah suatu organisasi dimana
kekuasaan dari pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin
satuan-satuan dibawahnya dalam suatu bidang pekerjaan tertentu. Tiap-tiap kepala
dari satuan ini mempunyai kekuasaan untuk memerintah semua pejabat bawahan
sepanjang mengenai bidangnya (The Liang Gie, dkk., 1981, hal. 136). Ciri lain
dari organisasi demikian adalah bahwa didalam organisasi tidak terlalu
menekankan pada hirarki struktural, akan lebih banyak didasarkan pada sifat dan
macam fungsi yang harus dijalankan. Sebenarnya bentuk ini tidak populer, dan
kebanyakan hanya dipergunakan dalam lingkungan usaha swasta seperti toko serba
ada, dan yang sejenisnya.
Kebaikan-kebaikannya
:
·
Ada pembagian yang tegas antara kerja
pikir dan fisik.
·
Dapat dicapai spesialisasi yang baik.
·
Solidaritas antara orang2 yang
menjalankan fungsi yang sama pada umumnya tinggi.
·
Moral serta disiplin kerja tinggi.
·
Koordinasi antara orang-orang yang ada
dalam satu fungsi mudah dijalankan.
Kelemahannya :
·
Sulit mengadakan pertukaran tugas,
karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang saja.
·
Koordinasi yang bersifat menyeluruh
sukar diadakan, karena orang-orang yang bergerak dalam satu bidang mementingkan
fungsi saja.
·
Inisiatif perorangan mudah tertekan,
karena sudah dibatasi pada suatu fungsi.
d.
Organisasi Tipe Panitia
Bentuk organisasi ini adalah suatu tipe di mana
pimpinan dan para pelaksana dibentuk dalam kelompok-kelompok yang bersifat
panitia. Maksudnya, pada tingkat pimpinan, keseluruhan unsur pimpinan menjadi
panitia dan para pelaksana dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang disebut “task
force” atau satuan tugas.
Ciri-cirinya :
·
Struktur organisasinya tidak begitu
kompleks. Biasanya hanya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, ketua seksi
dan para petugas.
·
Struktur organisasinya secaa relatif
tidak permanen. Organisasi tipe panitia hanya dipakai sewaktu-waktu ada
kegiatan khusus (proyek-proyek tertentu), dan setelah kegiatan-kegiatan itu selesai
dikerjakan, maka panitia dibubarkan.
·
Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara
kolektif.
·
Semua anggota pimpinan mempunyai hak,
wewenang dan tanggungjawab yang sama.
·
Para pelaksana dikelompokkan menurut
tugas-tugas tertentu dalam bentuk satuan tugas (task force).
Keuntungan Tipe
Panitia :
·
Keputusan yang diambil selalu berhasil
dengan baik dan tepat, karena sudah dibicarakan secara kolektif.
·
Kemungkinan penggunaan kekuasaan secara
berlebihan dari pimpinan kecil sekali.
·
Usaha kerjasama bawahan mudah digalang.
Kelemahannya :
·
Proses pengambilan keputusan agak lambat
karena segala sesuatunya harus dibicarakan lebih dulu dengan para anggota
organisasi.
·
Apabila ada kemacetan kerja, tak seorang
pun yang mau diminta pertanggung jawabannya melebihi dari yang lain.
·
Para pelaksana sering bingung karena
perintah tidak datang dari satu orang pimpinan saja.
·
Kreativitas nampaknya sukar dikembangkan,
karena pelaksanaan didasarkan pada kolektifitas.
C.Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan
dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula.
Menurut Stoner, dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan
pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling
berhubungan tugasnya.
Ada tiga
implikasi penting dari definisi tersebut :
Pertama, Kepemimpinan
menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima
pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok membantu menentukan status /
kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa
bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang manajer akan menjadi tidak
relevan.
Kedua, Kepemimpinan
menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin
dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan
berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak
dapat mengarahkan kegiatan kegiatan pemimpin secara langsung,
Ketiga,
Selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut, pemimpin
dapat juga mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, para pemimpin tidak hanya
dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat
mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya.contoh, seorang manajer
dapat mengarahkan seorang bawahan untuk melaksanakan
tugas tertentu, dan harus mampu mempengaruhi bawahan dalam menentukan cara
bagaimana tugas itu dilaksanakan dengan tepat. Kepemimpinan adalah bagian
penting dari manajemen,.
a.
Tujuan
Kepemimpinan
Tujuan kepemimpinan merupakan kerangka ideal /
filosofis yang dapat memberikan pedoman bagi setiap kegiatan pemimpin,
sekaligus menjadi patokan yang harus dicapai. Sehingga tujuan kepemimpinan agar
setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang inginkan secara
efektif dan efisien.
b.
Fungsi
kepemimpinan
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang
harus melaksanakan dua fungsi utama ; (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan
tugas (“task-related”) atau pemecahan masalah, dan (2) fungsi-fungsi
pemeliharaan kelompok (“group-maintenance”) atau sosial.
Fungsi
pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat. Fungsi
kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar
persetujuan dengan kelompok lain, penengahan perberdaan pendapat, dan
sebagainya.
1.
Kharakteristik Kepemimpinan
a.
Sifat-Sifat Rasul sebagai Etos
Kerja
Dalam Islam kepemimpinan adalah bagian dari
kepribadian Islam, sabda Rasulullah Saw. “ Setiap orang dari kamu adalah
pemimpin dan kamu bertanggngjawab terhadap kepemimpinan itu” (Shahih
Bukhari & Muslim)
Setiap manusia pasti memerankan suatu kepemimpinan.
Hadis Rasulullah mengatakan, “ Setiap anda adalah pengasuh dan
bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Pemimpin adalah pengasuh dan bertanggungjawab
terhadap rakyat. Laki-laki adalah pengasuh dikeluarganya dan
bertanggungjawab terhadap asuhannya. Wanita adalah pengasuh di rumah
suaminya dan bertanggungjawab pada asuhannya, pembantu adalah pengasuh
harta majikannya dan bertanggungjawab pada asuhannya”. (H.R. Imam
Bukhari & Muslim).
b.
Dimensi Moral Kepemimpinan
Akhlak seorang muslim adalah tidak mengejar
kepemimpinan untuk dirinya. Tidak merebut kepemimpinan dari orang yang layak
memiliki kepemimpinan itu. Apabila diberi tanggungjawab kepemimpinan, sementara
dia lemah dan tidak sanggup memikul, hendaknya dia menolak tanggung jawab itu.
Kecuali, apabila dia yang harus memegangnya maka dia wajib melaksanakannya.
Bila menghindar berarti berdosa, dan bila dia melaksanakan kewajiban itu dia
mendapat pahala. Nash berikut ini menjelaskan hal tersebut di atas :
§ Jangan
meminta dan jangan memberikan amanah kepada orang yang berambisi / meminta
dijadikan pemimpin.
Dari Abu Hurairah,
rasulullah Saw bersabda “ Sesungguhnya kalian akan berambisi
memperoleh kepemimpinan dan itu akan menjadi penyesalan nanti pada hari
kiamat. Alangkahnya bahagianya orang yang terus menyusui (melaksanakan
tugasnya) dan alangkah buruknya orang yang menyapinya (melalaikan
tugasnya) “ (H.R Bukhari & Nasai)
§ Jangan
menolak bila diberi amanah / kepercayaan
Dari Abu Dzar katanya “Aku
masuk menemui Nabi bersama-sama dengan dua orang anak, pamanku, satu
diantaranya” Wahai Abu Dzar Sesungguhnya kammu lemah dan tugas itu amanah dan
(dapat mengakibatkan) kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat. Kecuali bagi
orang yang mengambil dengan benar dan melaksanakan amanah yang diberikan
kepada” (H.R. Muslim)
c.
Kepemimpinan yang Efektif
§ Menciptakan
wawasan untuk masa depan dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang
organisasi.
§ Mengembangkan
strategi yang rasional untuk menuju ke arah wawasan tersebut.
§ Memperoleh
dukungan dari pusat kekuasaan dan seluruh anggota.
§ Memberi
motivasi yang kuat kepada kelompok inti dan seluruh anggota untuk mencpai
tujuan organisasi.
Ciri-ciri
Pemimpin Islam
§ Setia
; pemimpin dan orang yang dipimpinnya terkait kesetiaan kepada Allah
§ Tujuan
Islam secara menyeluruh
§ Berpegang
pada syariat dan Akhlak Islam
§ Pengemban
amanat / bertanggungjawab.
Prinsip
Dasar Operasional Kepemimpinan Islam
§ Musyawarah
§ Adil
§ Kebebasan
berfikir
Karakter
Kepemimpinan Islam
§ Tahu
kemana harus diarahkan, kuasai waktu dan jangan biarkan waktu mengontrol anda
dengan menjadikan setiap saat bekerja untuk Islam.
§ Mengarah
pada hasil yang kongkrit, memusatkan perhatian diri pada hasil, ketimbang pada pekerjaannya
itu sendiri.
§ Membangun
kekuatan bukan kelemahan, termasuk diri anda dan para sahabat anda, akui
kelebihan orang lain tanpa merasa kedudukan anda terancam.
§ Memusatkan
perhatian pada beberapa bidang utama, dimana kerja keras secara terus menerus
yang akan memberikan hasil yang cemerlang.
§ Bertawakal
kepada Allah dengan meletakkan cita-cita yang tinggi, jangan batasi diri anda
pada persoalan yang mudah dan aman.
Sifat
“mutu” yang harus dimiliki pemimpin
§ Akhlak
yang baik
§ Memiliki
daya imajinasi
§ Berfikir
menurut fungsinya
§ Mampu
bersikap adil kepada semua
§ Memiliki
banyak minat
§ Bersikap
sebagai pendidik
§ Memiliki
emosional yang matang
§ Bersikap
sebagai perencana
§ Mampu
menghormati diri dan orang lain
§ Teku,
tegas, mampu mengorganisir dengan rapi
§ Bersemangat,
energik, bersifat sebagai pelatih
§ Ekspresif
(berbicara dan menulis)
§ Logis,
berpikir selalu tajam dan selalu siap
§ Bertanggungjawab,
kreatif dan pekerja keras
§ Setia
kepada semua kepentingan
d.
Tipe-tipe Kepemimpinan
Dilihat bagaimana pemimpin itu menggunakan
kekuasaannya, ditentukan tiga buah tipe dasar, yakni :
1)
Tipe Otoriter (autocratic)
Pemimpin yang bertipe demikian dipandang sebagai
orang yang memberikan perintah dan mengharapkan pelaksanaannya secara dogmatis
dan selalu positif. Dengan segala kemampuannya, ia berusaha menakut-nakuti
bawahannya dengan jalan memberikan hukuman tertentu bagi yang berbuat negatif,
dan hadiah untuk seorang bawahan yang bekerja dengan baik (correct).
2)
Tipe Demokratis atau Partisifasi
Pemimpin demikian mengadakan konsultasi dengan para
bawahannya mengenai tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang diusulkan /
dikehendaki oleh pimpinan serta berusaha memberikan dorongan untuk turut serta
aktif melaksanakan semua keputusan dan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan
itu.
3)
Sedang pada tipe yang terakhir,
Pemimpin sangat sedikit menggunakan kekuatannya,
bahkan memberikan suatu tingkatan kebebasan yang tinggi terhadap para
bawahannya atau bersifat “Free rein” (Laissez Faire) di dalam segal tindakan
mereka. Pemimpin demikian biasanya mempunyai ketergantungan yang besar pada
anggota kelompok untuk menetapkan tujuan-tujuan dan alat-alat / cara
mencapainya. Mereka (para pemimpin ‘ laissez faire’) menganggap bahwa peranan
meraka sebenarnya sebagai orang yang berusaha memberikan kemudahan (fasilitas)
kerja para pengikut, umpama dengan jalan menyampikan informasi kepada
orang-orang yang dipimpinnya, serta sebagai penghubung dengan lingkungan yang
ada di luar kelompok.
e.
Hubungan Antara Kepemimpinan,
Manajemen Dan Organisasi
Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan, yang mana untuk mencapai tujuan tersebut
memerlukan manajemen untuk mengatur orang-orang tersebut, yang mana manajemen
tidak akan berhasil apabila tidak ada pemimpin di dalamnya dan seorang pemimpin
pun harus memiliki ilmu kepemimpinan, jadi antara Kepemimpinan, manajemen dan
organisasi merupakan suatu sistem yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak
dapat terpisahkan.
Referensi
:
1.
Amin Wijaya T, Manajemen Strategik, PT. Gramedia, 1996
2.
Charles J. Keating, Kepemimpinan dalam manajemen, Rajawali Pers, 1995
3.
Dr. Ir. S.B. Lubis & Dr. Martani Hoesaini, Teori Organisasi: Suatu
pendekatan makro, Pusat studi antar Universitas Ilmu-ilmu sosial
Universitas Indonesia, 1987
4.
James. L. Gibson, Manajemen, Erlangga, 1986
5.
J. salusu, Pengembangan Kaqputusan Strategik, Gramedia, 1986
6.
Mifta Thoha, Kepemimpinan dan manajemen, Rajawali Pers, 1995
7.
Nilai Dasar Perjuangan HMI
8.
Richard M. Streers, Efektifitas Organisasi, (sari manajemen), Erlangga,
1985
9. Winardi, Kepemimpinan Manajemen,
Rineka Cipta, 1990
Tidak ada komentar:
Posting Komentar