PAO

Sabtu, 08 Desember 2012

Informasi berbasis IT


Dalam penjabaran tugas, tanggung jawab dan wewenang Bidang Pembinaan aparatur Organisasi yang Point 5 , yaitu Melakukan  kegiatan lainnya yang dapat menunjang peningkatan dan pengembangan potensi serta kualitas organisasi, hal ini memberikan iNformasi yang berbasis IT maka Tiap Komisariat disarankan untuk Buat blog Komisariat, dalam rangka mengasah skill, serta pengetahuan yang berbasis IT, Untuk  mekanismenya bisa konsultasi kepada :
Search : www.PAOhmicabangtasikmalaya.com
1.KABID PAO     : 0853 5191 7874
2.Wasekum PAO : 0852 2390 0139
3.KABID KPP      : 0852 2328 6662

Minggu, 02 Desember 2012

PEMBEKALAN PRA PELANTIKAN HMI KOMISARIAT UNSIL CABANG TASIKMALAYA



 

Oleh : Hilmi Husada
KABID PAO HMI Cabang Tasikmalaya

Minggu, 02 Desember 2012
1. Status Pengurus Komisariat
Sesuai dengan ketentuan yang termaksud dalam Bab II Bagian VIII Pasal 40 Anggaran Rumah Tangga HMI Komisariat dalam struktur pimpinan, khususnya program Komisariat adalah sebagai berikut:
a. Komisariat merupakan organisasi yang dibentuk dalam suatu atau beberapa akademi/fakultas dalam lingkup universitas perguruan tinggi.
b. Masa jabatan Pengurus Komisariat adalah satu tahun terhitung sejak pelantikan/serah terima jabatan dari Pengurus Komisariat Demisioner.
c. Pengurus Komisariat merupakan lembaga eksekutif dengan tekanan kerja dalam hal agama dan pendidikan anggota dalam suatu kesatuan organisasi satu akademi atau beberapa fakultas di satu universitas.
Pengurus Komisariat merupakan lembaga eksekutif dengan tekanan kerja dalam hal agama dan pendidikan anggota dalam suatu kesatuan organisasi satu akademi atau beberapa fakultas di satu universitas.
2. Tugas Wewenang Pengurus Komisariat
Sesuai yang tercantum dalam Bab II Bagian VIII Pasal 42 Anggaran Rumah Tangga HMI tugas dan kewajiban Pengurus Komisariat adalah:
a. Pengurus Komisariat baru dapat menjalankan tugasnya setelah dilakukan pelantikan/serah terima jabatan dengan Pengurus Demsisoner.
b. Selambat-lambatnya 15 (limabelas) hari setelah personalia Pengurus
Komisariat terbentuk maka Pengurus Komisariat Demisioner mengadakan serah terima/pelantikan kepada Pengurus Komisariat baru.
c. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Rapat Anggota Komisariat (RAK), kebijaksanaan organisasi di tingkat Cabang, dan ketentuan organisasi HMI lainnya.
d. Menyampaikan 3 (tiga) bulan sekali serta laporan kerja kepengurusan kepada Pengurus Cabang dan di tembusan kepada pengurus Korkom.
e. Menyelenggarakan RAK
f. Menyampaikam pertanggungjawaban Pengurus Komisariat pada RAK.
Laporan tiga bulan seperti poin d di atas adalah disesuaikan dengan pedoman system pelaporan organisai yang ditetapkan. Segala program yang dilaksanakan oleh Pengurus Komisariat setelah satu tahun masa kepengurusan dipertanggungjawabkan atau dilaporkan kepada forum RAK.

3. Status Organisasi Pengurus Komisariat
Bentuk yang digunakan pada Pengurus Komisariat adalah bentuk garis fungsional dengan Pengurus Cabang HMI. Dalam organisasi yang berbentuk garis dan fungsional, wewenang Ketua Umum didelegasikan kepada satuan-satuan organisasi atau bidang-bidang kerja yang dipimpin oleh para pemimpin dari setiap organisasi atau bidang-bidang kerja yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pelaksanaan tugas bidangnya masing-masing. Kemudian secara fungsional tanggugjawab itu dipertanggung jawabkan oleh pimpinan masing-masing bidang kerja kepada Ketua Umum.

Sturuktur organisasi komisariat terdiri:
1. Bidang Penelitian, Pengembangan Anggota Dan Pembinaan Anggota
2. Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan Dan Kepemudaan
3. Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
4. Bidang Pemberdayaan Perempuan
5. Bidang Administrasi Dan Kesekretariatan
6. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan
Tugas Dan Wewenang Bidang P3A
1.   Bidang Penelitian, Pengembangan dan Pembinaan Anggota (PPPA)
1.    Menginternalisasikan dan mengimplementasikan Nilai – Nilai ke-HMI-an dengan melakukan kajian-kajian intensif demi terwujudnya kader intelektual yang bermoralitas islam.
2.    Membentuk dan mengaplikasikan daya kritis kader yang sesuai dengan tri komitmen HMI dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3.     Mengadakan penelitian, pengembangan dan pembinaan anggota secara aktif, masif dan bertanggungjawab terhadap kebutuhan dan kepentingan anggota secara berkesinambungan.
4.    Menciptakan iklim yang kondusif, dinamis dan demokratis dalam melaksanakan tugas Perkaderan dan menjunjung tinggi asaz kekeluargaan.
5.    Mengembangkan dan mengoptimalkan strategi perekrutan kader.

Dengan Menjalankan Program Yang sesuai dengan Konstitusi, Diperbantukan sama departemen – departemen

1. Departemen Pembinaan Anggota
·         Dalam satu periode, LK-I dilaksanakan minimal dua kali serta follow-up.
·         Mengirimkan kader untuk mengikuti LK-II
·         Mananggung jawab Pelantikan, Up-Grading dan Raker
·         Diskusi regular 1 minggu 1 kali/bedah buku.
·         Kajian Rutin/FGD

2. Departemen Penelitian dan Pengembang Anggota
 Bank data : Anggota, Alumni dan berkas-berkas lainnya.

2.   Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Kepemudaan
1.     Mendelegasikan, mengawal dan mengontrol kader –kader dengan membawa visi dan misi HMI dilembaga intra kampus sebagai wujud partisipasi aktif bersama-sama membangun tradisi akademis tanpa meninggalkan aktivitas komisariat.
2.    Meningkatkan silaturrahim
3.    Responsif terhadap isu global dan lokal serta menyikapinya secara bijaksana.
Dan dibantu sama Wasekum dan departemen dibawahnya :
1. Departemen Pendidikan dan Keilmuan Anggota
§  Dialog bersama alumni, acara khusus contohnya dibulan Ramadhan.
§  Pengajian umum/konsentrasi spiritual. (PU)
§  Sumbangsih Untuk Masyarakat/Baksos
§  Diskusi Publik
§  Temu Tokoh
2. Departemen Perguruan Tinggi
  • Distribusi kader ke intra kampus
  • Aksi moral
3. Departemen Kepemudaan
  • Isidental
  • Tadabur alam.
  • Bekerjasama dengan OKP yang lain dalam kegiatan.

3.   Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
1.    Menyelenggarakan dan menindaklanjuti kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan fungsi dan peran Bidang Pengembangan Profesi sebagai sarana pengembangan profesi kader.
2.     Menstimulasi dan membimbing seluruh anggota HMI Komisariat Unsil untuk melakukan pengembangan keprofesian melalui kegiatan-kegiatan yang menunjang.
3.    Melakukan kerjasama dengan bidang-bidang dan organisasi lain guna meningkatkan kualitas dan profesionalitas bidang pengembangan profesi anggota HMI Unsil.
4.    Melakukan Koordinasi Dengan KKP Yang ada Dicabang.

Misalnya :  
1.    Pendirian Koperasi.
2.    Membuat bulletin berkala/blog /Website.
4.    Membuat madding, pembuatan jaket (kondisional) dan KTA
5.    Mengadakan pelatihan jurnalistik atau karya tulis kreatif
6.    Mengadakan Pelatihan Design Grafis
7.    Mengadakan bursa buku.

      4. Bidang Pemberdayaan Perempuan
1.    Mengembangkan serta mempertajam keislaman dan keintelektuaan sumber daya kader HMI wati komisariat sebagai upaya peningkatan peran dan potensi kader.
2.    Kritis, responsif dan berperan aktif terhadap segala permasalahan serta fenomena-fenomena keperempuanan yang terjadi dimasyarakat sebagai wujud pemberdayaan perempuan.
3.     Merekonstruksi hubungan yang harmonis dengan HMI wati di lingkungan HMI Cabang Tasikmalaya serta bekerja sama dengan organisasi dan lembaga lain dibidang keperempuanan.
4.     Implementasi hasil-hasil diskusi sebagai follow up (wilayah internal dan eksternal) dalam bentuk analisis sosial.

Seperti :
1. Mengadakan diklat keprotokoleran
2. Mengadakan seminar kewanitaan
3. Pembinaan bakat ke KOHATI-an
4. Mengadakan audensi dengan KOHATI pusat

         5. Bidang Administrasi dan Kesekretariatan
1.    Meningkatkan Managerial administrasi kesekretariatan
2.    Meningkatkan fungsi komisariat sebagai pusat informasi, media komunikasi dan penyusunan strategi sebagai bentuk proses perkaderan.
3.    Sosialisasi dan memberikan pemahaman konstitusi kepada kader

6. Bidang Ketatausahaan dan Keuangan
1.    Menumbuhkan kesadaran yang bertanggung jawab dari pengurus dan anggota untuk berperan aktif dalam Menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Komisariat (RAPBK) secara transparan dan profesional.
2.    Sesuai dengan Anggaran Dasar BAB VIII Pasal 16 dan Anggaran Rumah Tangga Pasal 58
Mengadakan
a.    Uang Pangkal & Iuran Anggota.
b.    Keuntungan Lembaga Pengembangan Profesi
c.    Sumbangan Alumni
d.    Usaha- Usaha lain Yang tidak Mengikat.
3 . Mengadakan Perpustakaan Komisariat dalam rangka peningkatan intelektualisasi kader.
4.  Mengadakan iuran wajib bagi Anggota biasa berbentuk buku bacaan sebagai perwujudan perpustakaan.

Sebagai Bahan Catatan demi Terwujudnya Cita-Cita dan Kemajuan HMI Komisariat  :
Ø  Bagaimana Komisariat dijadikan sebagai pusat informasi dan kegiatan kader serta pusat tempat berproses bagi semua kader tanpa terkecuali,
Ø  Mencoba meletakkan kepentingan bersama (komisariat) di atas kepentingan pribadi dan dapat membedakannya,
Ø  Memberikan pemahaman dan internalisasi nilai-nilai keislaman terhadap kader komisariat serta membawa suasana dan kondisi komisariat yang lebih Islami,
Ø  Mendorong kader komisariat untuk dapat lebih memahami pola perkaderan historically dan culturally yang sudah established ada di komisariat,
Ø  Mendorong kader-kader komisariat untuk mengikuti training-training formal di HMI, serta Menumbuhkan semangat atau ghiroh berorganisasi yang mulai luntur,
Ø  Menyulut kembali nilai sakral sebagai pengurus melalui tutur bahasa yang halus, sopan santun, perilaku dan tindakan selayaknya seorang pemimpin yang dijadikan tauladan bagi kader-kadernya.
Ø  Menumbuhkan kekritisan kader melalui kajian-kajian ataupun diskusi-diskusi informal di warung kopi dll.


Minggu, 25 November 2012

HMI dan Tantangan Global





HMI dan Tantangan Global
Hilmi Husada
Ketua Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi (PAO)
HMI Cabang Tasikmalaya  

Minggu, 25 Nopember 2012

Tulisan ini sebagai refleksi bagi kader HMI se-indonesia  khususnya se Wilayah Kerja cabang Tasikmalaya untuk melihat dinamika sejarah perjuangan HMI dalam meneguhkan tujuan (mission HMI) Disamping itu tulisan ini di khususkan teruntuk kanda Lafran Pane sebagai pelopor pendirinya HMI yang berulang tahun pada 5 februari 1922 M di Padang Sidempuan.
HMI merupakan Organisasi Kader yang berdiri sejak 05 Februari 1947. pendirinya adalah Lafran Pane seorang pemuda yang sederhana di UI Yogyakarta. Latar belakang berdirinya adalah melihat kondisi Bangsa dan Ummat. Kondisi bangsa saat itu masih dalam trauma dan mendapat goncangan pasca kemerdekaan, sehingga dibutuhkan perjuangan kembali untuk mempertahankan kemerdekaan. Kondisi keummatan pada masa itu, sehingga masih  banyak  Ummat Islam sangat lemah terhadap pemahaman agama secara kontekstual, sehingga dalam aplikasi kehidupan mereka lemah dalam segala bidang. Dengan kondisi yang demikian, tergeraklah  hati seorang Lafran Pane untuk mendirikan sebuah Organisasi
( wadah ) untuk menjawab tantangan yang terjadi pada masa itu.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan  organisasi berazaskan islam yang bersifat indefenden, berperan sebagai organisasi perjuangan, berfungsi sebagai organisasi kader. Dalam proses dinamika sejarahnya, HMI selalu siap berjuang untuk Mempertahankan NKRI dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia serta Menegakkan dan mengembangkan ajaran islam. Misi dan tujuan HMI secara tersirat dari latarbelang berdirinya HMI dan secara tersurat terformulasikan dalam rumusan pertama tujuan HMI. Adapun rumusan tujuan HMI yang pertama adalah:
1. Mempertahankan NKRI dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia.
2. Menegakkan dan mengembangkan ajaran islam.
Dari dua rumusan tujuan awal HMI berdiri termanifestasikan secara utuh dalam komitmen keindonesiaan dan keislaman HMI dalam pluralistiknya kehidupan berbangsaan dan bernegara masyarakat Indonesia. Untuk merealisasikan gagasan keislaman dan keindonesiaan itu, lafran pane mendirikan HMI pada tanggal 5 februari 1947 M. Sebagai alat untuk merealisasikan gagasan itu diperlukannya sebuah wadah dalam bingkai organisasi mahasiswa islam (HMI). Dengan kata lain organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan HMI yang pertama tadi.
HMI ketika didirikan mempunya 3 komitmen tentang wawasan keislaman, keindonesiaan dan kemahasiswaan, yang termanifestasikan dalam tujuan HMI yang pertama, berikut penjelasan ke 3 wawasan (komitmen) HMI:
1. Wawasan ke indonesiaan
Wawasan ini terlihat dari tujuan HMI yang pertama; Mempertahankan NKRI dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia. Yang memuat 5 pemikiran
(1). aspek politik membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan
(2) aspek pendidikan mencerdaskan kehidupan bangsa
(3) aspek ekonomi mensejahtrakan kehidupan rakyat
(4) aspek budaya membangun budaya-budaya yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia
(5) Aspek hokum membangun hokum yang sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia.
2. Wawasan keislaman
Wawasan ini terlihat dari tujuan HMI yang kedua; Menegakkan dan mengembangkan ajaran islam. Yang mengandung tiga pemikiran; (1)pengamalan ajaran islam secara utuh dan benar sesuai dengan tuntutan al-Quran dan al-Hadis (2) keharusan pembaharuan pemikiran dalam islam(3)pelaksanaan dan pengembangan dakwah islam.
3. Wawasan kemahasiswaan
Wawasan ini menekankan bahwa HMI adalah organisasi kemahasiswaan yang berorientasi kepada keilmuan dengan kewajiban menuntut dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kunci kemajuaan demi terwujudnya intelektual islam. Pembangunan Indonesia jauh lebih berat dari pada sekedar merebut kemerdekaan. Karena itu perlu dibina dan di kembangkan calon cendikiawan yang memiliki pengetahuan luas disegala bidang dengan dasar iman dan taqwa kepada Allah SWT, bagi kepentingan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi allah SWT.
Oleh sebab itu setiap kader HMI memiliki kewajiban menuntut dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kunci kemajuan dan bersedia mengamalkannya dengan ikhlas sebagai ikhtiar untuk membangun bangsa dan Negara serta mengabdi kepada umat uapaya terciptanya masyarakat adil dan makmur sesuai amanat UUD 45.
Melihat itu semua pada kongres HMI KE 10 di palembang tanggal 10 oktober 1971, berhasil dirumuskan suatu putusan yakni tentang tafsir tujuan HMI. Tujuan yang jelas diperlukan oleh suatu organisasi, sehingga setiap usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur dan terarah. Tujuan suatu organisasi dipengaruhi oleh suatu motivasi dasar pembentukan, status dan fungsinya dalam totalitas dimana ia berada. Dalam totalitas kehidupan bangsa Indonesia, maka HMI adalah organisasi yang menjadikan Islam sebagai sumber nilai. Motivasi dan inspirasi
Pemantapan fungsi kekaderan HMI ditambah dengan kenyataan bahwa bangsa Indonesia sangat kekurangan tenaga intelektual yang memiliki keseimbangan hidup  yang terpadu  antara pemenuhan tugas duniawi  dan ukhrowi, iman dan ilmu, individu dan masyarakat, sehingga peranan kaum intelektual yang semakin besar dimasa mendatang merupakan kebutuhan yang  paling mendasar. Atas faktor tersebut, maka HMI  menetapkan tujuannya sebagaimana dirumuskan dalam pasal 4. AD ART HMI yaitu :
“Terbinanya Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi Yang Bernafaskan Islam Dan Bertanggung Jawab Atas Terwujudnya Masyarakat Adil Makmur Yang Diridhoi Allah Subhanahu Wataalah”.
Dengan rumusan tersebut, maka pada hakekatnya HMI bukanlah organisasi massa dalam pengertian fisik dan kualitatif, sebaliknya HMI secara kualitatif merupakan lembaga pengabdian dan pengembangan ide, bakat dan potensi yang mendidik, memimpin dan membimbing anggota-anggotanya untuk mencapai tujuan dengan cara-cara perjuangan yang benar dan efektif.

Saat ini, HMI berusia 65 tahun. Sejak berdirinya hingga saat ini memiliki tantangan dan hambatan yang berbeda untuk melakukan perubahan. Mungkinkah HMI masih relevan sebagai wadah untuk melakukan sebuah perubahan menjadi insan paripurna ?? Pertanyaan tersebut patut mendapat perhatian khusus dari segenap aktivis HMI serta ketersikapan dalam pola  perkaderan yang kompeten serta update mengikuti perkembangan jaman tanpa  melanggar  tafsir dan tujuan HMI sesuai yang ada di dalam Konstitusi demi tercapainya tujuan HMI sebagaimana terdapat dalam AD pasal 4 tujuan HMI
Kondisi saat ini adalah sangat berbeda dengan kondisi masa lalu. Perjuangan HMI akan memiliki tantangan yang lebih berat untuk melakukan perjuangan. Frame berfikir masyarakat dan Mahasiswa pada umumnya sudah terkontaminasi oleh berbagai pemikiran dan faham-faham dari luar yang liar. Selain itu sikap hedonis, apatis dan opportunis yang menjadi tantangan HMI kedepan. Selain itu, diperparah dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat tanpa diimbangi dengan pengetahuan dan aqidah yang kuat. Sehingga kemajuan tersebut menjadi bumerang bagi Ummat dan bangsa. Dengan demikian, perjuangan HMI dihadapkan dengan tantangan yang kompleks, muali dari  segi pemikiran dan dunia  serta berimbang dalam pemaknaan Dunia IT (informasi Tehnologi)¹ untuk mengembalikan kepada jalur dan fungsinya yang sesuai untuk kesejahteraan bersama. Dengan demikian kesadaran kita dituntut untuk tidak menyalahgunakan  Fungsi IT (informasi Tehnologi)  dan menumbuhkan kembali moral bangsa yang telah tercemar oleh perbuatan yang tidak di inginkan.
Pertanyaan yang timbul adalah tindakan seperti apa yang kongkrit yang harus dilakukan oleh kader HMI untuk menjawab tantangan global tersebut ? Jawabannya sederhana dengan mempersiapkan kader yang memiliki kemampuan di segala bidang  sesuai dengan Subtansi dari Konstitusi AD Bab II Pasal 3, 4,5dan 6 ² serta memperkuat nilai ideologi, nilai keislaman dan ketauhidan untuk membentengi perjuangan kedepan. Tidak cukup Kader HMI hanya menguasai Iptek perlu adanya keseimbangan nilai ketauhidan jika tidak maka akan mengakibatkan kepincangan dan penyelewengan yang terjadi. Namun, apabila Iptek dan Imtaq sejalan dan seimbang akan menghasilkan sebuah kemaslahatan bersama. Namun apabila itu tidak bisa dilakukan, apakah HMI masih layak untuk dipertahankan ? Apabila kader dan anggota HMI sudah tidak lagi memiliki ghirah atau ruh ke-HMI-an ? Saat ini kader HMI banyak yang tidak faham dengan
1.    Mengapa HMI lahir dan untuk apa HMI lahir ?
2.    Apa konsekwensi ketika kita memilih HMI sebagai wadah kita berjuang ?
 Dengan memahami hal tersebut maka arah pergerakan kader HMI akan jelas.
terhadap persoalan kader HMI sekarang ³ yang tidak terlepas dari pergolakan zaman yang begitu pesat. Penjajahan Hari ini bukan angkat senjata maupun kontak fisik secara langsung, namun penjajahan saat ini adalah penjajahan dari dalam atau sering disebut pola fikir maupun pemikiran. Pemikiran yang banyak masuk dalam dunia Islam membuat banyak kebimbangan dan keraguan terhadap Islam itu sendiri, sehingga terjadi pendangkalan aqidah dimana-mana. Selain itu, penjajahan dari mode, IT dan lain sebagainya juga semakin merebak. Inilah realita kehidupan saat ini. Bagai mana kader HMI menghadapinya dan untuk menjawab semua tantangan tersebut ? Tentu bukanlah perkara yang mudah. Dengan segenap pengetahuan yang minim dan pemahaman yang dangkal sungguh sangat mustahil untuk mengatasi semua tersebut. Namun, saat ini bagaimana seorang kader HMI untuk mempersiapkan dari segi mental dan keilmuan sebanyak mungkin agar siap untuk melakukan perubahan dan meminimalisir penjajahan yang disebutkan diatas. Dengan hal ini, setidaknya mengantisipasi terhadap diri kita sendiri, barulah kita akan membantu saudara kita yang notabene sedang terjajah namun tidak menyadarinya.

Maka dari itu, persiapkanlah diri sedini mungkin agar dapat mempersiapkan serta menghasilkan generasi yang berkualitas. Berkualitas bagi diri dan bermanfaat bagi orang  lain. Besar harapannya adalah HMI semakin jaya dan dapat menjawab kebutuhan dan tantangan zaman saat ini.
Yakin usaha sampai

Catatan Kaki
¹.Hilmihusada.wordpress.com
². BAB II
ASAS TUJUAN, USAHA DAN SIFAT
Pasal 3 : HMI Berazaskan Islam.
Pasal 4 : Tujuan yang ingin dicapai adalah terbinanya mahasiswa Islam menjadi insan Ulul Albab yang turut bertanggungjawab atas terwujudnya tatanan masyarakat yang diridhoi Allah Subhanahu Wata’ala.
Pasal 5 : Pencapaian tujuan dilakukan dengan usaha organisasi berupa:
a. Membina mahasiswa Islam untuk menuju tercapainya Insan Mu’abbid, Mujahid, Mujtahid, dan Mujaddid;
b. Mengembangkan potensi kreatif terhadap berbagai aspek kehidupan;
c. Mengambil peran aktif dan mewarnai dunia kemahasiswaan, perguruan tinggi dan kemasyarakatan dengan inisiatif, partisipasi yang konstruktif, kreatif sehingga tercapainya nuansa yang Islami;
d. Memajukan kehidupan umat Islam dan masyarakat pada umumnya sebagai implementasi rahmatan lil’alamin;
e. Membangun kerjasama dengan organisasi Islam lainnya dan organisasi lainnya yang berlandaskan pada nilai kemanusiaan, kebenaran dan keadilan;
f. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan asas organisasi dan berguna untuk mencapai tujuan.

Pasal 6 : Himpunan Mahasiswa Islam bersifat Independen
DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27 2 BAB II
³. Pemikiran Hmi Dan Relevansinya Dengan Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia  Agussalim Sitompul, 2004,Jakarta, Integrita Press