PAO

Minggu, 07 Oktober 2012

BIMBINGAN AL-QURAN DALAM BERPIKIR





Menurut sebagian ahli, dewasa ini berbagai sarana propaganda dan media massa telah menjadikan pemikiran manusia sebagai sasarannya. Kini banyak sekali sarana yang bisa digunakan manusia mendapatkan informasi dan pengetahuan, namun pada saat yang sama, kondisi ini membuka pula peluang bagi manusia untuk mengambil informasi yang salah.

Al-quran diturunkan untuk memberikan petunjuk dan pencerahan kepada manusia, serta menjauhkan manusia dari penyimpangan. Di dalam al-quran tidak terdapat sedikitpun pendistorsian , penipuan, kekurangan, atau penambahan. Oleh sebab itu, manusia yang mau mendalami makna al-quran akan mendapatkan manfaat yang sangat banyak. Kandungan Al-quran bagaikan lautan yang tidak bertepi, sehingga maknanya tidak akan pernah habis digali dan dipelajari. Setiap kali manusia menggali makna Al-quran, dia akan menemukan makna-makna baru yang akan semakin memperkaya jiwa dan pemikirannya.

Ayat-ayat Al-quran akan menghiasi manusia dengan pemikiran bersih dan jernih, serta menjauhkan manusia dari penyimpangan. Sebagimana yang difirmankan oleh Allah SWT, Al-quran memberikan manusia kemampuan untuk memisahkan antara kebenaran dan kesesatan.

Salah satu bimbingan Al-quran kepada manusia dalam berpikir adalah menjauhkan persangkaan. Bersandar pada sesuatu yang meragukan hanya akan membawa manusia kepada kesesatan. Manusia harus mencari pengetahuan secara benar, dan setelah meyakini kebenarannya, barulah mengikuti pengetahuan itu. Mengikuti sesuatu yang tidak jelas tadak bisa diyakini kebenarannya hanya akan membawa manusia kearah kesesatan. Dalam surah Yunus ayat 36 di sebutkan, “ Dan kebanyakan dari mereka tidak mengikuti sesuatu, kecuali karena persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. “

Kita mengetahui bahwa manusia pada umumnya hanya mengikuti perasaan dan pandangan lahiriah semata. Perilaku seperti ini akan menyeret manusia kearah penyimpangan. Seabagai contoh, kaum jahiliyah menyembah berhala karena dulu nenek moyang mereka mengajarkan demikian. Mereka merasa bersalah dan berdosa meninggalkan pekerjaan itu. Padahal, bila mereka menggunakan akal pikirannya, mereka akan memahami bahwa berhala adalah benda yang tidak mampu melakukan apapun dan tidak mampu memberikan perlindungan kepada mereka. Menanggapi perilaku mereka itu Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 170, yang artinya sebagai berikut, “ Apakah mereka akan mengikuti juga, walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun dan tidak mendapat petunjuk?”

Bimbingan Al-quran lainnya dalam masalah berpikir adalah bersikap taqwa dan tawadu’ karena kedua sikap ini akan menyebabkan manusia berpikiran jernih dan benar. Taqwa artinya memelihara diri dari hal-hal yang akan menyebabkan manusia terlibay dalam dosa. Ketaqwaan harus dimiliki oleh setiap manusia yang ingin menjalani kehidupan yang benar dan mulia dihadapan Allah. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Anfaal ayat 39 sebagai berikut, “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya dia akan memberikan kepadamu “furqan” dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar”. Arti “furqan” disini adalah kemampuan untuk memisahkan antara jalan yang benar dan jalan yang salah.

Sementara itu, sikap tawadhu’ akan membuat manusia selalu siap mendengarkan nasihat dan petuah dari orang lain, agar hidupnya terjaga dari kesesatan. Sebaimana telah kami sebutkan sebelumnya, sikap sombong akan membuat manusia merasa dirinya paling benar dan tidak mau menerima bimbingan dari orang lain. Dengan demikian, sikap taqwa dan tawadhu’ adalah dua kunci utama yang akan membawa manusia untuk berpikir secara benar.

Selanjutnya, bimbingan yang diberikan Al-quran kepada manusia agar mampu berpikir secara banar adalah menjauhi tipu daya dunia. Daya tarik materi akan membuat manusia tertarik dan terikat kepada dunia. Akibatnya, manusia akan terjebak dalam pemikiran-pemikiran materialisme dan hedonisme, dan membuat manusia terus menerus mengejar kenikmatan duniawiah. Manusia seperti ini akan merasa bahwa kehidupannya didunia adalah abadi dan sedikit demi sedikit ia akan terjauhkan dari hakikat kehidupan.dalam rangka menjauhkan manusia dari sisi lahiriyah kehidupan, Al-quran selalu mengajak manusia memikirkan hakikat dibalik hal-hal lahiriyah itu.

Misalnya, dalam surah Qaaf ayat 6 hingga 8, disebutkan , “Maka apakah mereka tidak melihat kepada langit yang ada diatas mereka, bagaimana kami meninggikannya dan menghiasinya, dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun? Dan kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata.” Disini, Al-quran mengajak manusia untuk memikirkan kebesaran Tuhan dan bersujud kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Manusia yang selalu ingat akan kebesaran tuhan akan terjaga dari kesesatan pemikiran.   

Sumber : berbagai sumber
Oleh : Hilmi Husada.               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar