Menurut sebagian ahli, dewasa ini berbagai sarana propaganda dan media
massa telah menjadikan pemikiran manusia sebagai sasarannya. Kini banyak sekali
sarana yang bisa digunakan manusia mendapatkan informasi dan pengetahuan, namun
pada saat yang sama, kondisi ini membuka pula peluang bagi manusia untuk
mengambil informasi yang salah.
Al-quran diturunkan untuk
memberikan petunjuk dan pencerahan kepada manusia, serta menjauhkan manusia
dari penyimpangan. Di dalam al-quran tidak terdapat sedikitpun pendistorsian ,
penipuan, kekurangan, atau penambahan. Oleh sebab itu, manusia yang mau
mendalami makna al-quran akan mendapatkan manfaat yang sangat banyak. Kandungan
Al-quran bagaikan lautan yang tidak bertepi, sehingga maknanya tidak akan
pernah habis digali dan dipelajari. Setiap kali manusia menggali makna
Al-quran, dia akan menemukan makna-makna baru yang akan semakin memperkaya jiwa
dan pemikirannya.
Ayat-ayat Al-quran akan menghiasi
manusia dengan pemikiran bersih dan jernih, serta menjauhkan manusia dari
penyimpangan. Sebagimana yang difirmankan oleh Allah SWT, Al-quran memberikan
manusia kemampuan untuk memisahkan antara kebenaran dan kesesatan.
Salah satu bimbingan Al-quran
kepada manusia dalam berpikir adalah menjauhkan persangkaan. Bersandar pada
sesuatu yang meragukan hanya akan membawa manusia kepada kesesatan. Manusia
harus mencari pengetahuan secara benar, dan setelah meyakini kebenarannya,
barulah mengikuti pengetahuan itu. Mengikuti sesuatu yang tidak jelas tadak bisa
diyakini kebenarannya hanya akan membawa manusia kearah kesesatan. Dalam surah Yunus ayat 36 di sebutkan, “ Dan
kebanyakan dari mereka tidak mengikuti sesuatu, kecuali karena persangkaan
saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai
kebenaran. “
Kita mengetahui bahwa manusia
pada umumnya hanya mengikuti perasaan dan pandangan lahiriah semata. Perilaku
seperti ini akan menyeret manusia kearah penyimpangan. Seabagai contoh, kaum
jahiliyah menyembah berhala karena dulu nenek moyang mereka mengajarkan
demikian. Mereka merasa bersalah dan berdosa meninggalkan pekerjaan itu.
Padahal, bila mereka menggunakan akal pikirannya, mereka akan memahami bahwa
berhala adalah benda yang tidak mampu melakukan apapun dan tidak mampu memberikan
perlindungan kepada mereka. Menanggapi perilaku mereka itu Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 170, yang artinya
sebagai berikut, “ Apakah mereka akan mengikuti juga, walaupun nenek moyang mereka itu
tidak mengetahui suatu apapun dan tidak mendapat petunjuk?”
Bimbingan Al-quran lainnya dalam
masalah berpikir adalah bersikap taqwa dan tawadu’ karena kedua sikap ini akan
menyebabkan manusia berpikiran jernih dan benar. Taqwa artinya memelihara diri
dari hal-hal yang akan menyebabkan manusia terlibay dalam dosa. Ketaqwaan harus
dimiliki oleh setiap manusia yang ingin menjalani kehidupan yang benar dan
mulia dihadapan Allah. Allah SWT
berfirman dalam surah Al-Anfaal ayat 39 sebagai berikut, “Hai
orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya dia akan
memberikan kepadamu “furqan” dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan
mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar”. Arti
“furqan” disini adalah kemampuan untuk memisahkan antara jalan yang benar dan
jalan yang salah.
Sementara itu, sikap tawadhu’
akan membuat manusia selalu siap mendengarkan nasihat dan petuah dari orang
lain, agar hidupnya terjaga dari kesesatan. Sebaimana telah kami sebutkan
sebelumnya, sikap sombong akan membuat manusia merasa dirinya paling benar dan
tidak mau menerima bimbingan dari orang lain. Dengan demikian, sikap taqwa dan
tawadhu’ adalah dua kunci utama yang akan membawa manusia untuk berpikir secara
benar.
Selanjutnya, bimbingan yang
diberikan Al-quran kepada manusia agar mampu berpikir secara banar adalah
menjauhi tipu daya dunia. Daya tarik materi akan membuat manusia tertarik dan
terikat kepada dunia. Akibatnya, manusia akan terjebak dalam
pemikiran-pemikiran materialisme dan hedonisme, dan membuat manusia terus
menerus mengejar kenikmatan duniawiah. Manusia seperti ini akan merasa bahwa
kehidupannya didunia adalah abadi dan sedikit demi sedikit ia akan terjauhkan
dari hakikat kehidupan.dalam rangka menjauhkan manusia dari sisi lahiriyah
kehidupan, Al-quran selalu mengajak manusia memikirkan hakikat dibalik hal-hal
lahiriyah itu.
Misalnya, dalam surah Qaaf ayat 6 hingga 8, disebutkan
, “Maka
apakah mereka tidak melihat kepada langit yang ada diatas mereka, bagaimana
kami meninggikannya dan menghiasinya, dan langit itu tidak mempunyai
retak-retak sedikitpun? Dan kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya
gunung-gunung yang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang
indah dipandang mata.” Disini, Al-quran mengajak manusia untuk
memikirkan kebesaran Tuhan dan bersujud kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas
segala sesuatu. Manusia yang selalu ingat akan kebesaran tuhan akan terjaga
dari kesesatan pemikiran.
Sumber : berbagai sumber
Oleh : Hilmi Husada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar